Kamis, 20 Februari 2014

Ups...Begadang Sebabkan Kematian?

Begadang jangan begadang, kalau tiada artinya
Begadang boleh saja, kalau ada perlunya
Kalau terlalu banyak begadang
Muka pucat karena darah berkurang
Kalau sering kena angin malam
Segala penyakit akan mudah datang
Darilah itu sayangi badan
Jangan begadang setiap malam”
Mengawali kuliah semester 4 ini, mahasiswa Universitas Andalas (Unand) mulai disibukkan dengan setumpuk tugas dan laporan praktikum. Tak jarang mahasiswa mengerjakan tugas dan belajar dengan Sistem Kebut Semalam (SKS). Alhasil penyakit mulai datang karena waktu tidur yang berkurang.
Rutinitas begadang tiap malam tak dapat dianggap hal biasa. Dari penelitian studi tahun 1997, Universitas Pennyslavia menyatakan bahwa orang-orang yang tidur kurang dari 5 jam per hari selama 7 hari dapat menyebabkan stress, marah, sedih, dan kelelahan mental. Serta dapat menimbulkan gejala depresi.
Tidak hanya menimbulkan berbagai penyakit saja, begadang yang notabene disebut cara produktif untuk melahirkan ide baru ternyata juga sangat membahayakan. Akibat begadang bisa meningkatkan resiko kematian. Baru-baru ini seorang perempuan meninggal dunia karena bekerja non-stop selama 30 jam. Hal itu menjadi salah satu contoh nyata bahwa begadang “walaupun ada artinya” tetap membahayakan. “Aku udah tau sih berita tentang kematian itu, tapi tetep aja belum bisa rubah jam tidurku itu,” ujar salah seorang Mahasiswa di kampus ini. Ia menambahkan bahwa memang dengan jam tidur yang sudah sulit untuk dirubah itu membuat keadaan fisiknya melemah, terlebih ia sangat senang mengkonsumsi kopi. “Karena sudah jadi kebiasaan, ada tugas atau tidak tetap saja aku tidur larut malam bahkan pagi hari baru tidur.
Dalam penelitian Whitehall ke-2, peneliti Inggris menemukan bagaimana pola tidur mempengaruhi angka kematian lebih dari 10.000 pegawai sipil Inggris selama dua dekade. Berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan pada 2007, mereka yang telah tidur kurang dari 5-7 jam sehari mengalami kenaikan risiko kematian akibat berbagai faktor, bahkan kurang tidur meningkatkan dua kali lipat risiko kematian akibat penyakit kardiovaskuler, penyakit gangguan pada jantung dan pembuluh darah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar