Begadang boleh saja, kalau ada perlunya
Kalau terlalu banyak begadang
Muka pucat karena darah berkurang
Kalau sering kena angin malam
Segala penyakit akan mudah datang
Darilah itu sayangi badan
Jangan begadang setiap malam”
Muka pucat karena darah berkurang
Kalau sering kena angin malam
Segala penyakit akan mudah datang
Darilah itu sayangi badan
Jangan begadang setiap malam”

Mengawali kuliah semester 4 ini, mahasiswa Universitas Andalas (Unand) mulai disibukkan dengan setumpuk tugas dan laporan praktikum. Tak jarang mahasiswa mengerjakan tugas dan
belajar dengan Sistem Kebut Semalam (SKS). Alhasil penyakit mulai datang
karena waktu tidur yang berkurang.
Rutinitas begadang tiap malam tak dapat dianggap hal biasa. Dari
penelitian studi tahun 1997, Universitas Pennyslavia menyatakan bahwa
orang-orang yang tidur kurang dari 5 jam per hari selama 7 hari dapat
menyebabkan stress, marah, sedih, dan kelelahan mental. Serta dapat
menimbulkan gejala depresi.
Tidak hanya menimbulkan berbagai penyakit saja, begadang yang
notabene disebut cara produktif untuk melahirkan ide baru ternyata juga
sangat membahayakan. Akibat begadang bisa meningkatkan resiko kematian.
Baru-baru ini seorang perempuan meninggal dunia karena bekerja non-stop
selama 30 jam. Hal itu menjadi salah satu contoh nyata bahwa begadang
“walaupun ada artinya” tetap membahayakan. “Aku udah tau sih berita
tentang kematian itu, tapi tetep aja belum bisa rubah jam tidurku itu,”
ujar salah seorang Mahasiswa di kampus ini. Ia menambahkan bahwa memang dengan jam tidur yang sudah sulit untuk
dirubah itu membuat keadaan fisiknya melemah, terlebih ia sangat senang
mengkonsumsi kopi. “Karena sudah jadi kebiasaan, ada tugas atau tidak
tetap saja aku tidur larut malam bahkan pagi hari baru tidur.
Dalam penelitian Whitehall ke-2, peneliti Inggris menemukan bagaimana
pola tidur mempengaruhi angka kematian lebih dari 10.000 pegawai sipil
Inggris selama dua dekade. Berdasarkan hasil penelitian yang
dipublikasikan pada 2007, mereka yang telah tidur kurang dari 5-7 jam
sehari mengalami kenaikan risiko kematian akibat berbagai faktor, bahkan
kurang tidur meningkatkan dua kali lipat risiko kematian akibat
penyakit kardiovaskuler, penyakit gangguan pada jantung dan pembuluh
darah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar