Kamis, 27 Februari 2014

IPK, Indek Prestasi Kumulatif atau Indek Penentu Kesuksesan?

Awal tahun baru 2014 ini, mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Andalas harap-harap cemas menunggu hasil yang akan diperoleh setelah satu semester jungkir balik dalam perkuliahan apalagi praktikum. Yang ditunggu adalah nilai matakuliah dan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif). IPK ini diperoleh dari hasil perbandingan nilai total matakuliah dengan jumlah SKS yang telah diambil.
IPK yang dinanti oleh setiap mahasiswa ini pastinya diharapkan bernilai tinggi. Hal tersebut dimotivasi oleh mindset bahwasanya mahasiswa dengan IPK tinggi akan menjadi orang “SUKSES”. Kesuksesan dengan IPK tinggi identik dengan sukses memasuki dunia kerja. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya perusahaan di Indonesia menetapkan calon karyawannya harus memiliki IPK minimal 3,00 bahkan 3,25, yang tergolong ke dalam IPK tinggi.
IPK memang menjadi syarat awal dalam melamar pekerjaan. Tetapi apakah IPK menjadi penentu kesuksesan seseorang? Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh National Association of Colleges and Employers (NACE) di Amerika Serikat pada tahun 2002 tentang karakteristik unggul seorang calon pekerja yang dilakukan terhadap 457 pimpinan perusahaan, diperoleh 20 kepribadian unggul yang paling dicari oleh perusahaan. Posisi pertama yaitu kemampuan berkomunikasi, dan IPK berada pada urutan ke 17.

Berdasarkan survei tersebut, hal pertama yang paling dicari adalah kemampuan komunikasi. Kemampuan ini mencakup bagaimana kita berkomunikasi secara baik dengan orang lain dan bagaimana berkomunikasi dengan khalayak umum dengan memperhatikan situasi dan kondisi. Kemampuan komunikasi ini dapat diperoleh dengan aktif mengikuti kegiatan organisasi mahasiswa dan kegiatan kemasyarakatan. Sedangkan IPK berada pada posisi yang cukup jauh. IPK hanya sebagai pembuka kunci masuk bagi seorang pelamar kerja agar dapat lulus ke tahap seleksi berikutnya. Jadi, IPK bukanlah penentu utama kesuksesan seseorang dalam memasuki dunia kerja

.
Namun, juga tidak dapat dipungkiri bahwa mahasiswa yang memiliki IPK tinggi memiliki lebih banyak kemudahan seperti mudah mendapatkan beasiswa, cepat wisuda, dan lain sebagainya. Hendaknya kita sebagai mahasiswa tidak hanya memiliki IPK tinggi, tetapi juga memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Hal ini diwujudkan dengan upaya dan aksi yang nyata seperti belajar dengan giat, ikut aktif berpartisipasi dalam kegiatan mahasiswa. Sehingga diharapkan munculnya mahasiswa yang akademis dan nonakademisnya bagus dan sukses di masa depan.



dikutip dari :http://gentaandalas.com/ipk-indeks-prestasi-kumulatif-ataukah-indeks-penentu-kesuksesan/

Kamis, 20 Februari 2014

Pemuda Harapan Bangsa, Bukan Pemuda Harapan Pemudi

Zaman sudah berubah katanya, daripada ikut berkutat dengan permasalahan negara yang semakin lama memang semakin menunjukkan kompleksitasnya. Ada hal yang menarik dari sisi lain pemuda saat ini, banyak pemuda yang saat ini tergalaukan oleh sebuah fitrah manusia, rasa cinta seolah-olah sebagai racun baginya, mau belajar ingat pacarnya, mau makan ingat pacarnya, mau berkarya ingat pacarnya. Sehingga sudah tidak ada proporsi waktu untuk setidaknya membuka mata akan kondisi lingkungan yang ada. Galau, galau, galau dengan kenyataan cinta yang dihadapinya. Bahkan banyak diantara mereka yang sudah kelewat batas. Bunuh diri hanya karena cintanya ditolak. Dimana ke-powerfull-an mereka sebagai pemuda? Benar-benar dipertanyakan. Sangat kontra jika kita lakukan komparasi pemuda zaman ini dengan pemuda zaman bung Karno, Bung Hatta, Rajiman Widyodiningrat dkk.
Pemuda harapan bangsa banyak yang sekarang membuat plesetan Pemuda Harapan Pemudi. Pemuda yang seyogyanya sebagai motor penggerak kemajuan bangsa, sebagai agent of change. Itu sekarang seolah-olah hanya sebgai teori belaka. Bangsa ini semakin lama semakin renta jikalau regenerasi tampuk kepemimpinan terjadi stagnasi. Kurang tau sebab pastinya, sistem yang salah atau memang tingkat apatisme di kalangan muda memang sudah akut stadium 5. Pemuda sekarang memang memiliki sumpah yang tak kalah eksotis dan elegan dengan sumpah pemuda pada 85 tahun yang lalu. Sumpahnya para pemuda saat ini adalah sumpah yang dipersembahkan untuk pacarnya. “ Aku bersumpah akan setia padamu sayang, setia sehidup semati dalam suka ataupun duka….kalo gag percaya belahlah dadaku” itulah petikan sumpah-sumpah yang terkesan bualan dan penuh entrik gombal-isme. Inilah sebuah virus kegalauan yang sebenarnya akan mendukung stagnasi gerakan kepemudaan saat ini. Pemuda saat ini seharusnya dituntut untuk kritis, kontributif dalam membangun bangsa ini. Bangsa yang sudah terseok-seok jika dibiarkan tanpa adanya sebuah revolusi yang memang seharusnya merupakan amanah reformasi maka akan semakin parah dan diujung tanduk. Permasalahan bangsa bukan hanya permasalahan para pemimpin, pejabat, dan birokrasi yang ada. Uluran tangan dan buah pikir kita dinanti kawan-kawan pemuda.
Mari kita kembali refleksi di masa pemuda zaman penjajahan. Pergerakan yang rawe-rawe rantas malang malang putung membabat seluruh penjajah dari negeri pertiwi ini sangatlah hebat. Kekuatan mereka terletak pada pemikiran yang terlegitimasi dalam setiap aksi kebangsaan dalam sebuah lingkup nasionalisme. Kita bisa lebih dari mereka. Mari kita berkontribusi untuk kemajuan bangsa dengan cara kita sendiri. Kita tinggalkan kegalauan yang mungkin terkadang mendera diri kita untuk sebuah peran kebangsaan yang tentunya lebih prioritas untuk masa saat ini. Karena Bangsa Membutuhkan KITA kawan, Pemuda Harapan Bangsa !!!

Aksi para SMILE di Mulai


 Yap tepat tanggal 10 Februari ini para SMILE memulai aktivitas kembali sebagai calon engineers. SMILE ? 

                                                        
                                                                                                                                                                                                                                
                                                          

                                                              
                                                          











                                                            




Suatu singkatan yang unik untuk teknik di Universitas Andalas. Ya Semua jurusan ini di bawah jurusan  

 

Universitas Andalas.
 Di semester ini akan dipenuhi dengan warna-warni  perkuliahan dan praktikum yang siap mengisi hari hari para calon engineers.
Pasang sabuk pengaman dan mulai beraksi.